Jumat, 12 Januari 2024

MENYELAMI PERANG BADAR

 


Perang Badar terjadi pada tanggal 13 Maret 624 M, atau hari ke-17 Ramadan tahun 2 hijriah. Jadi, perang Badar berlangsung tepat pada tanggal 17 Ramadhan. Dikutip dari NU Online, perang badar juga terjadi pada tahun pertama umat Islam diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan. Perang Badar sebenarnya merupakan penyergapan pada kafilah pimpinan Abu Sufyan yang pulang dari ekspedisi dagang dari Suriah. Penyergapan tersebut penting karena menjadi simbol politis dari pengaruh Islam di tanah Arab. Dalam bukunya, Muhammad: Prophet for Our Time (2006), Karen Amstrong menulis bahwa Abu Sufyan kemudian mendengar kabar, kaum muslimin bermaksud menyerang kafilahnya.

Karena itu, Abu Sufyan mengambil rute berbeda, bertolak menjauhi jalur pantai Laut Merah dan mengirim utusan untuk berangkat duluan ke Makkah demi meminta bantuan. Mendengar bahwa umat Islam akan menyerang kafilah Abu Sufyan, kaum Quraisy Makkah menjadi berang. Rencana penyergapan oleh pasukan muslim Madinah itu dinilai menodai kehormatan kaum Quraisy.
Maka itu, kabilah-kabilah di Makkah segera memasok bala tentara dengan jumlah total 1000 orang guna menghadapi pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Di antara pasukan Quraisy itu, bahkan terdapat kerabat Rasulullah SAW dari kabilah bani Hasyim, seperti paman nabi, Abbas bin Abdul Muthallib, Hakim (sepupu Khadijah), dan sebagainya. Pertempuran besar dalam perang Badar sebenarnya di luar perkiraan umat Islam. Sejak awal, Nabi Muhammad SAW merencanakan pengerahan pasukan muslim buat penyergapan biasa, bukan demi perang besar. Karena itulah, pasukan Islam saat itu tidak banyak, hanya 313 orang.

Tariq Ramadan dalam buku Footsteps of the Prophet: Lessons from the Life of Muhammad (2014) menuliskan ketika kedua pasukan berkemah di Badar, tampak sekali perbedaan kekuatan antara tentara Quraisy dan pasukan muslim. Ketika melihat besarnya tentara Makkah berserta banyaknya persenjataan, zirah, tombak, pedang, dan alat-alat tempur yang lengkap, Nabi Muhammad SAW sempat menangis dan lalu bermunajat, dengan membaca doa: “Ya Allah, jikalau rombongan yang bersamaku ini ditakdirkan untuk binasa, takkan ada seorang pun setelah aku yang akan menyembah-Mu; semua orang beriman akan meninggalkan agama nan sejati.” Setelah itu, Nabi Muhammad SAW merancang strategi perlawanan. Beliau menjejerkan tentaranya dalam formasi rapat, sekaligus memerintahkan agar sumur-sumur segera dikuasai guna memutus pasokan air ke pasukan Quraisy.

Strategi lainnya adalah mengawali perang dengan pertempuran jarak jauh. Ketika pasukan Quraisy bertolak untuk menyerang, pasukan Islam tidak segera menyambutnya dengan duel fisik langsung, melainkan lebih dahulu menembakkan anak-anak panah dari kejauhan. Setelah itu, baru mereka menghunus pedang dan bertempur satu lawan satu. Dengan strategi yang rapi dan penuh perhitungan, setelah tengah hari, 50 pemimpin suku Quraisy tewas, termasuk Abu Jahal. Sementara sisanya banyak yang kabur. Di sisi lain, korban dari kubu pasukan muslim hanya 14 orang. Di akhir perang Badar, selain berhasil memukul mundur 1000 tentara dari Quraisy, pasukan muslim pun mengambil rampasan 600 pesenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta peniagaan kafilah Abu Sufyan. Pertempuran Badar diriwayatkan tidak berlangsung lama. Diperkirakan hanya butuh waktu sekitar dua jam bagi pasukan muslim untuk memporak-porandakan pertahanan bala tentara Quraisy
https://tirto.id/gdTx.

Dari peristiwa perang badar, kita dapat mempelajari banyak hal. Jika kita menilai dari segi jumlah pasukan, maka pasukan Islamlah yang akan kalah, 313 VS 1000 tentara,belum lagi pasukan unta 700, pasukan kuda sebanyak 300,  jika dipikir secara logika maka pasukan Islam tidak akanlah mungkin menyerang pasukan sejumlah 1000 orang. Namun berkat kuasa Allah S.w.t, paukan Islam memenangkan perang tersebut.
Mari kita kupas satu – persatu bagaimana Nabi Muhammad S.a.w dan umat Islam memenangkan peperangan tersebut.

Dalam kemenangan umat Islam dalam perang badar, selain atas izin Allah S.w.t, Nabi Muhammad S.a.w juga menerapkan strategi yang sangat jitu.

Dalam perang ini, tentara Muslim dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan orang-orang kafir Quraisy dipimpin oleh Abu Jahal. Taktik perang kaum Muslim sendiri memanfaatkan geografi wilayah Badar. Rasul Allah, sebagai pemimpin tentara Muslim, memilih tempat yang paling dekat dengan mata air. Tempat ini dipilih langsung atas saran Nabi dan atas saran para sahabat Habab, sebagai salah satu taktik perang. Tentunya memilih lokasi yang dekat dengan mata air memudahkan umat Islam kehabisan cadangan air sewaktu-waktu. Sementara itu, kaum pagan Quraisy akan kehabisan persediaan makanan, yang menyebabkan kelaparan.

Selama perang, Rasulullah menangis karena melihat tentara Quraisy bersenjata lengkap dan kemudian berdoa kepada Allah. Usai salat, Rasulullah mengumpulkan semua pasukan. Strategi yang paling efektif adalah dengan mengontrol sumur dan memutus suplai air Sungai Quraisy. Perang tidak selalu terjadi dalam jarak dekat. Rasul Allah memerintahkan pasukannya untuk berperang dari jauh. Ketika orang-orang kafir Quraisy mulai menyerang, tentara Muslim tidak langsung terlibat dalam pertempuran tangan kosong melawan mereka.

Mereka menggunakan taktik memanah dan kemudian langsung melawan pedang yang terhunus. Setelah setengah hari, 50 pemimpin musuh (kafir Quraisy) terbunuh, termasuk pemimpinnya (Abu Jahal). Banyak pasukan pagan Quraisy melarikan diri. Dari pihak Muslim, hanya 14 orang yang tewas. Atas kecerdikan dari taktik perang Rasulullah, kaum Muslimin berhasil memenangkan perang yang terjadi pada bulan Ramadhan serta mendapatkan harta rampasan perang sebanyak 600 persenjataan lengkap, 300 ekor kuda, dan 700 ekor unta, serta perniagaan milik Abu Sufyan. Bagi umat Muslim, perang Badar merupakan salah satu bagian dari peristiwa besar di bulan Ramadhan. Dengan pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil memenangkan perang walaupun kalah dalam jumlah pasukan. Untuk itu Allah memberi nama Perang Badar dengan sebutan Yaum Al – Furqon atau hari pembeda.

 

 

Senin, 01 Agustus 2022

ILMU HADIS KELAS 11

 Assalamualaikum wr.wb

Sebelum melakukan aktifitas pembelajaran silahkan kalian 

1. absen dulu di link berikut ini:

https://forms.gle/pXvUcJpETPtkkpsT6

2. Kerjakan soal dibawah ini

A. Bagaimana kedudukan Hadis Hasan Li dzatihi?

B. Bagaimana kedudukan Hasan Hasan Li ghoirihi?

C. Bagaimana kedudukan Hadis Sahih Li dzatihi?

D. Bagaimana kedudukan Hadisbhasan li ghoirihi?

E. Tulislah contoh hadis Sahih dan hadis hasan

Beserta sanadnya, dan sebutkan alasan mengapa hadis tersebut disebut hadis hasan!

NB: Jawaban ditulis di Buku Tulis, soalnya ditulis

3. Setelah selesai upload tugas di link ini:

https://forms.gle/rsq646L6wwE3T66N9


Sabtu, 30 Juli 2022

TUGAS SKI KELAS 12

 Setelah kalian mempelajari Bab 2, silahkan Buatlah tabel  9 Wali beserta metode dakwahnya, tulislah di buku tulis.



Kamis, 28 Juli 2022

SOAL ILMU HADIS KELAS 12 BAB 1



 Jawab pertanyaan tersebut di kolom komentar, jawaban untuk kolom “ALASAN” boleh sama, asalkan menggunakan redaksi/ kata yang berbeda. Tidak boleh sama.

Cara menjawab Contoh:

Nama: Ainul Yakin  absen 31

1. SETUJU karena …………

2. TIDAK SETUJU karena…..

3. SETUJU karena….

4. TIDAK SETUJU karena…….

Rabu, 20 Juli 2022

MEMBUMIKAN ILMU HADIS

 A. MARI MERENUNG

            Seorang ulama besar dan ahli hadis nomor wahid memiliki nama lengkap Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Bukhari (w. 256 H). 

Selama kurang lebih belasan tahun dalam menjalani proses ekspedisi menimba ilmu- dan menghafal hadis Nabi Muhammad Saw, berguru kepada seribu guru dari berbagai belahan negara mulai dari Mekkah, Madinah, Mesir, Baghdad, amaskus, Asqalan, dan Naisabur. Beliau mendatangi para guru-guru yang ahli dalam bidang ilmu hadis dan mempelajarinya secara mendalam dan konsisten. 

        Kehebatan hafalan beliau dan analisis terhadap sanad dan matan hadis telah diakui oleh banyak ulama. Suatu ketika, para ulama kota Baghdad mendengar berita bahwa seorang tokoh yang dimaksud akan mengunjungi kota Baghdad diterangkan oleh Ibn „Adi, bahwa berkumpullah sejumlah tokoh ilmuan hadis di dalam satu majelis, mereka mempersiapkan masing-masing 100 hadis dan mengacak sanad dan teks matan hadis tersebut yang selanjutnya akan dilontarkan pertanyaan tersebut kepada Abu Abdullah sebagai bahan ujian materi kekuatan hafalan hadis Nabi Saw. Masyarakat saat itu menyaksikan proses ujian Abu Abdullah di dalam majelis suci tersebut.

        Satu persatu dari mereka maju dan menanyakan kepada Abu Abdullah dari 10 pertanyaan mengenai sanad dan matan hadis yang mereka miliki. Kemudian tampil penguji kedua dengan menanyakan 10 hadis yang berbeda, hingga mencapai 10 orang penguji hingga selesai. Setelah semua dewan penguji menyelesaikan pertanyaan hadis-hadisnya, lalu Imam Abu Abdullah meluruskan konten sanad dan matan hadis yang telah dilontarkan satu persatu kepada beliau sambil menoleh kepada setiap penguji.

        Abu Abdullah menjawab satu persatu pertanyaannya dan membenarkan sanad dan matan hadis yang dianggapnya keliru. Setelah beliau meluruskan 100 pertanyaan hadis kepada sanad dan matan yang sebenarnya, para ulama sekaligus tim penguji dan orang-orang di sekeliling beliau mengakui dengan sebenar-benarnya bahwa Imam Abu Abdullah adalah seorang penghafal hadis Nabi Saw yang memiliki kekuatan hafalan dan analisis yang tajam. Pertanyaannya, siapakah nama yang populer yang lebih dikenal di kalangan perawi hadis dari sebutan Abu Abdullah tersebut? Apa nama karya monumental beliau dalam ilmu hadis yang saat ini menjadi rujukan utama di dunia Muslim? Dimanakah beliau wafat dan dikuburkan?

B. MARI MENGAMATI 

Perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini dan carilah pokok pikiran utamanya :



Al-Quran dan hadis memerintahkan manusia untuk berupaya meningkatkan kemampuan pengetahuan ilmiahnya. Nabi Muhammad Saw., sebagai Rasulullah juga diperintahkan agar berusaha diiringi dengan doa agar pengetahuannya bertambah. Di dalam al-Qur‟an Allah Swt berfirman:

 


        Rasulullah Saw. menjadi pendorong utama bagi manusia untuk menimba ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan sarana ilmu teknologi dan informasi. Kini, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang akan terus berkembang dan akan bermanfaat bagi manusia. Pentingnya membumikan ilmu hadis di era ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi adalah suatu kewajiban utama bagi umat Muslim khususnya di Indonesia. Keseimbangan dalam mengelola kepentingan yang bersifat duniawi dan ukhrawi mutlak diperlukan agar tidak terseret oleh arus dan pesatnya media dan IPTEK. Dari sini titik letak hubungan antara agama Islam yang bersumber dari al-Qur‟an dan sunnah dengan ilmu pengetahuan.


#KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI:

Note: Soal ditulis dan dikerjakan di BUKU TULIS, 

1. Apakah pengertian dari ilmu hadis? 

2. Sebutkan manfaat dari mempelajari disiplin ilmu hadis? 

3. Apa saja cabang-cabang ilmu hadis? 

4. Sebutkan nama-nama pengarang kitab hadis? 

5. Jelaskan pengertian dan maksud dari membumikan ilmu hadis?