Sebagai orang islam melihat adanya penjajahan
barat terhadap Negara islam, pastinya kita merasa tidak terima. Dan hal ini
mengundang kita untuk berpikir dan bertindak untuk mengembalikan kejayaan umat
islam seperti yang dulu. Dan kita harus berupaya
untuk menghindarkan mereka dari berbagai ancaman dengan berbagai cara sesuai dengan
al qur’an dan as – sunnah.
Bukanlah
hal yang mudah bagi kami melihat kaum muslimin dibantai dan diusir. Akan
tetapi, kami tidaklah menunjukkan perhatian terhadap kondisi mereka dengan cara
menangis atau pura-pura menangis. Tetapi, cara yang benar untuk menghadapi
kondisi yang menimpa kaum muslimin semacam ini adalah dengan mencari akar
permasalahannya terlebih dahulu, apa yang menyebabkan terjadinya musibah yang
menimpa kaum muslimin ini dan mengapa musuh-musuh kaum muslimin mampu menindas
kaum muslimin?
Dan
yang menjadi penyebab utama dari terjadinya berbagai musibah ialah karena
mereka melupakan tauhid dan terjatuh ke perbuatan syirik besar.
Mereka tidak saling melarang dan tidak pula mengingkarinya! Inilah sebab-sebab
yang membuat kaum muslimin mengalami bencana semacam ini. Seandainya mereka
berpegang teguh dengan agama mereka, menegakkan tauhid dan akidah mereka di
atas Al Qur’an dan As Sunnah, berpegang teguh dengan tali Allāh dan tidak
berpecah belah, niscaya tidak akan terjadi apa yang menimpa mereka hari ini.
Allāh Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ
مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا
بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“Niscaya Allāh pasti akan menolong orang yang
menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allāh adalah Dzat yang Maha kuat lagi
Maha perkasa. Yaitu orang-orang yang jika Allāh berikan kedudukan di atas
muka bumi, mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang
ma’ruf, dan mencegah perbuatan mungkar. Dan hanya kepada Allāh -lah kembalinya
seluruh urusan” (QS. Al Hajj : 40-41).
Upaya – Upaya yang harus dilakuakan untuk
mengembaikan kejayaan umat islam
Upaya – upaya yang harus dilakukan yaitu :
1.
Jangan mudah terperdaya oleh kemajuan musuh,
intinya kita harus memilah milah mana yang baik dan mana yang benar
2.
Menghindari
kelalaian terhadap kehidupan akhirat, dan mementingkan kehidupan di dunia
3.
meningkatkan iman dan amal saleh, terutama
shalat malam
4.
Menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam di
atas al haq (kebenaran) adalah salah satu prinsip pokok dalam
syariat Islam, sebagaimana telah ditegaskan dalam firman Allah ta’ala:
واعتصموا بحبل
الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا الله نعمة الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بينكم
فأصبحتم بنعمته إخوانا
“Dan berpegang
teguhlah kamu semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran:
103)
Lebih detil,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan
persatuan yang seyogyanya dibina oleh umat islam melalui sabdanya,
عن النعمان بن
بشير قال : قال رسول الله (مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد
إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى) رواه مسلم
“Dari sahabat
Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu ia menuturkan: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan kaum mukminin dalam hal
kecintaan, kasih sayang, dan bahu-membahu sesama mereka, bagaikan satu tubuh,
bila ada anggota tubuh itu yang menderita, niscaya anggota tubuh lainnya akan
sama-sama merasakan susah tidur dan demam.” (Riwayat Muslim)
Ayat-ayat
yang melarang perpecahan dan memerintahkan persatuan sangatlah banyak. Ini
menunjukkan akan betapa pentingnya persatuan bagi kelangsungan umat Islam dan
betapa besar kerusakan yang akan menimpa mereka bila mereka berpecah-belah.
Bahkan Allah ta’ala telah menegaskan bahwa perpecahan adalah
sumber utama bagi kehancuran dan runtuhnya kejayaan umat Islam:
وَأَطِيعُواْ
اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya, serta janganlah engkau saling berselisih, akibatnya engkau
akan mengalami kegagalan dan akan sirna kekuatanmu serta bersabarlah,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anfal:
46)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam banyak kesempatan juga senantiasa mengingatkan
umatnya akan kewajiban bersatu di atas kebenaran dan haramnya segala macam
bentuk perpecahan.
Oleh
karena itu, solusi pertama yang harus kita tempuh untuk mengentaskan
penderitaan saudara kita adalah dengan menyatukan mereka.
5.
Tidak meminta perlindungan terhadap orang
Nasrani atu Yahudi, karena tempat perlindungan hanyalah Allah semata
6.
Menghilangkan sikap pengecut, lemah dan
ketergantungan terhadap penjajah
Allah SWT juga telah melarang kita cenderung kepada orang-orang
zalim yang akan mengantarkan kita pada siksa api neraka (QS al-Hud [11]: 113).
Cenderung kepada orang yang zalim saja sudah diharamkan oleh Allah SWT, apalagi
jika bersahabat dan menjadikan mereka sebagai tamu terhormat. Dalam Tafsîr
Jalâlayn dijelaskan: cenderung kepada orang yang zalim itu berarti
memiliki kecondongan hati kepada orang-orang yang zalim dengan rasa cinta dan
berbaik-baik dengan mereka atau ridha terhadap perbuatan mereka.
Sikap pengecut para penguasa negeri Islam terhadap penjajah inilah
yang membuat penjajahan atas negeri-negeri Islam terus berlangsung. Hal ini
tidak bisa dilepaskan dari apa yang digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai
penyakit ‘al-wahn’
yang menjangkiti umat Islam, yakni penyakit cinta dunia dan takut mati. Inilah
yang membuat umat Islam yang jumlahnya banyak itu lemah bagaikan buih di
lautan.
Penyakit al-wahn ini pula yang membuat
seorang Muslim menggadaikan idealismenya demi jabatannya dalam sistem kufur
yang rapuh dan busuk. Ia menganggap jika kita menerima Obama tidak masalah.
Padahal pemerintah AS yang sekarang ini dipimpin oleh Obama pun telah membunuh
jutaan umat Islam di berbagai kawasan dunia. Rasulullah saw. sendiri menegaskan
betapa berharga nyawa seorang Muslim hingga beliau bersabda, “Hancurnya
bumi beserta isinya adalah lebih ringan bagi Allah dibandingkan dengan
terbunuhnya seorang Muslim.”
Al-Wahn ini
pula yang telah membuat seorang Muslim tidak merasa berdosa jika menerima
Obama. Padahal Obama telah menjadi pembela setia Israel, bahkan berjanji dengan
segala cara untuk mewujudkan mimpi Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan
apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan
Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan
mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama
dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington
untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60.
Satu hal yang kita lupakan, kemuliaan kita bukanlah bergantung
kepada orang-orang kafir, apalagi penjajah umat Islam. Di dalam al-Quran Allah
SWT berfirman:
7.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
Siapa saja yang menghendaki kemuliaan, maka
milik Allahlah kemuliaan itu semuanya (QS
Fathir [35]: 10).
Terkait ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya: Siapa
saja yang menginginkan al-‘izzah (kemuliaan, kedudukan,
kemenangan) di dunia dan di akhirat, maka ia harus terikat dengan ketaatan
kepada Allah SWT.
Sangat jelas kemuliaaan akan kita
raih kalau kita bersandar kepada Allah SWT dengan menaati perintah-Nya. Dengan
cara itu kita bisa lepas dari penjajahan. Penjajahan terjadi karena kita tidak
taat pada syariah-Nya. Kita terpecah-belah, tidak bersatu. Padahal Allah SWT
memerintahkan kita untuk bersatu dengan dasar akidah Islam tanpa melihat
bangsa, warna kulit, ras atau geografinya.
Penjajahan ekonomi terjadi karena
kita menggunakan prinsip-prinsip kapitalis ribawi dalam perekonomian kita yang
dengan keras dilarang Allah SWT. Mata uang kita rentan menghadapi guncangan
akibat kita masih menginduk pada dolar. Padahal dinar (emas) dan dirham (perak)—mata
uang yang berdasarkan syariah—akan lebih menjamin stabilitas mata uang.
Demikian
juga eksploitasi terhadap kekayaan alam kita terjadi. Itu karena kita melanggar
syariah Islam yang menyatakan barang tambang yang jumlahnya melimpah adalah
milik umum (al-milkiyah al-‘ammah) yang tidak
boleh diberikan kepada individu, apalagi swasta asing. Milik umum harus
dikelola oleh negara dengan baik dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan
rakyat.
8.
Jangan
mudah terperdaya oleh kemajuan musuh
9.
menegakkan
shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf, dan mencegah yang mungkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar