Senin, 16 Juni 2014

Sikap kita sebagai umat muslim terhadap penjajahan barat kepada Negara islam



Sebagai orang islam melihat adanya penjajahan barat terhadap Negara islam, pastinya kita merasa tidak terima. Dan hal ini mengundang kita untuk berpikir dan bertindak untuk mengembalikan kejayaan umat islam seperti yang dulu. Dan kita harus berupaya untuk menghindarkan mereka dari berbagai ancaman dengan berbagai cara sesuai dengan al qur’an dan as – sunnah.
Bukanlah hal yang mudah bagi kami melihat kaum muslimin dibantai dan diusir. Akan tetapi, kami tidaklah menunjukkan perhatian terhadap kondisi mereka dengan cara menangis atau pura-pura menangis. Tetapi, cara yang benar untuk menghadapi kondisi yang menimpa kaum muslimin semacam ini adalah dengan mencari akar permasalahannya terlebih dahulu, apa yang menyebabkan terjadinya musibah yang menimpa kaum muslimin ini dan mengapa musuh-musuh kaum muslimin mampu menindas kaum muslimin?
Dan yang menjadi penyebab utama dari terjadinya berbagai musibah ialah karena mereka melupakan tauhid dan terjatuh ke perbuatan syirik besar. Mereka tidak saling melarang dan tidak pula mengingkarinya! Inilah sebab-sebab yang membuat kaum muslimin mengalami bencana semacam ini. Seandainya mereka berpegang teguh dengan agama mereka, menegakkan tauhid dan akidah mereka di atas Al Qur’an dan As Sunnah, berpegang teguh dengan tali Allāh  dan tidak berpecah belah, niscaya tidak akan terjadi apa yang menimpa mereka hari ini. Allāh  Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“Niscaya Allāh pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allāh  adalah Dzat yang Maha kuat lagi Maha perkasa. Yaitu orang-orang yang jika Allāh  berikan kedudukan di atas muka bumi, mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf, dan mencegah perbuatan mungkar. Dan hanya kepada Allāh -lah kembalinya seluruh urusan” (QS. Al Hajj : 40-41).



Upaya – Upaya yang harus dilakuakan untuk mengembaikan kejayaan umat islam  
Upaya – upaya yang harus dilakukan yaitu :
1.      Jangan mudah terperdaya oleh kemajuan musuh, intinya kita harus memilah milah mana yang baik dan mana yang benar
2.      Menghindari kelalaian terhadap kehidupan akhirat, dan mementingkan kehidupan di dunia
3.      meningkatkan iman dan amal saleh, terutama shalat malam
4.      Menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam di atas al haq (kebenaran) adalah salah satu prinsip pokok dalam syariat Islam, sebagaimana telah ditegaskan dalam firman Allah ta’ala:
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا الله نعمة الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بينكم فأصبحتم بنعمته إخوانا
“Dan berpegang teguhlah kamu semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)
Lebih detil, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan persatuan yang seyogyanya dibina oleh umat islam melalui sabdanya,
عن النعمان بن بشير قال : قال رسول الله (مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى) رواه مسلم
“Dari sahabat Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu ia menuturkan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan kaum mukminin dalam hal kecintaan, kasih sayang, dan bahu-membahu sesama mereka, bagaikan satu tubuh, bila ada anggota tubuh itu yang menderita, niscaya anggota tubuh lainnya akan sama-sama merasakan susah tidur dan demam.” (Riwayat Muslim)
Ayat-ayat yang melarang perpecahan dan memerintahkan persatuan sangatlah banyak. Ini menunjukkan akan betapa pentingnya persatuan bagi kelangsungan umat Islam dan betapa besar kerusakan yang akan menimpa mereka bila mereka berpecah-belah. Bahkan Allah ta’ala telah menegaskan bahwa perpecahan adalah sumber utama bagi kehancuran dan runtuhnya kejayaan umat Islam:
وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, serta janganlah engkau saling berselisih, akibatnya engkau akan mengalami kegagalan dan akan sirna kekuatanmu serta bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anfal: 46)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak kesempatan juga senantiasa mengingatkan umatnya akan kewajiban bersatu di atas kebenaran dan haramnya segala macam bentuk perpecahan.
Oleh karena itu, solusi pertama yang harus kita tempuh untuk mengentaskan penderitaan saudara kita adalah dengan menyatukan mereka.
5.      Tidak meminta perlindungan terhadap orang Nasrani atu Yahudi, karena tempat perlindungan hanyalah Allah semata
6.      Menghilangkan sikap pengecut, lemah dan ketergantungan terhadap penjajah
Allah SWT juga telah melarang kita cenderung kepada orang-orang zalim yang akan mengantarkan kita pada siksa api neraka (QS al-Hud [11]: 113). Cenderung kepada orang yang zalim saja sudah diharamkan oleh Allah SWT, apalagi jika bersahabat dan menjadikan mereka sebagai tamu terhormat. Dalam Tafsîr Jalâlayn dijelaskan: cenderung kepada orang yang zalim itu berarti memiliki kecondongan hati kepada orang-orang yang zalim dengan rasa cinta dan berbaik-baik dengan mereka atau ridha terhadap perbuatan mereka.
Sikap pengecut para penguasa negeri Islam terhadap penjajah inilah yang membuat penjajahan atas negeri-negeri Islam terus berlangsung. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai penyakit ‘al-wahn’ yang menjangkiti umat Islam, yakni penyakit cinta dunia dan takut mati. Inilah yang membuat umat Islam yang jumlahnya banyak itu lemah bagaikan buih di lautan.
Penyakit al-wahn ini pula yang membuat seorang Muslim menggadaikan idealismenya demi jabatannya dalam sistem kufur yang rapuh dan busuk. Ia menganggap jika kita menerima Obama tidak masalah. Padahal pemerintah AS yang sekarang ini dipimpin oleh Obama pun telah membunuh jutaan umat Islam di berbagai kawasan dunia. Rasulullah saw. sendiri menegaskan betapa berharga nyawa seorang Muslim hingga beliau bersabda, “Hancurnya bumi beserta isinya adalah lebih ringan bagi Allah dibandingkan dengan terbunuhnya seorang Muslim.”
Al-Wahn ini pula yang telah membuat seorang Muslim tidak merasa berdosa jika menerima Obama. Padahal Obama telah menjadi pembela setia Israel, bahkan berjanji dengan segala cara untuk mewujudkan mimpi Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60.
Satu hal yang kita lupakan, kemuliaan kita bukanlah bergantung kepada orang-orang kafir, apalagi penjajah umat Islam. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman:
7.      مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
Siapa saja yang menghendaki kemuliaan, maka milik Allahlah kemuliaan itu semuanya (QS Fathir [35]: 10).
Terkait ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya: Siapa saja yang menginginkan al-‘izzah (kemuliaan, kedudukan, kemenangan) di dunia dan di akhirat, maka ia harus terikat dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Sangat jelas kemuliaaan akan kita raih kalau kita bersandar kepada Allah SWT dengan menaati perintah-Nya. Dengan cara itu kita bisa lepas dari penjajahan. Penjajahan terjadi karena kita tidak taat pada syariah-Nya. Kita terpecah-belah, tidak bersatu. Padahal Allah SWT memerintahkan kita untuk bersatu dengan dasar akidah Islam tanpa melihat bangsa, warna kulit, ras atau geografinya.
Penjajahan ekonomi terjadi karena kita menggunakan prinsip-prinsip kapitalis ribawi dalam perekonomian kita yang dengan keras dilarang Allah SWT. Mata uang kita rentan menghadapi guncangan akibat kita masih menginduk pada dolar. Padahal dinar (emas) dan dirham (perak)—mata uang yang berdasarkan syariah—akan lebih menjamin stabilitas mata uang.
Demikian juga eksploitasi terhadap kekayaan alam kita terjadi. Itu karena kita melanggar syariah Islam yang menyatakan barang tambang yang jumlahnya melimpah adalah milik umum (al-milkiyah al-‘ammah) yang tidak boleh diberikan kepada individu, apalagi swasta asing. Milik umum harus dikelola oleh negara dengan baik dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat.
8.      Jangan mudah terperdaya oleh kemajuan musuh
9.      menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf, dan mencegah yang mungkar.

Tidak ada komentar: