Minggu, 23 Desember 2018

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH



I.                   PENDAHULUAN
      Langkah – langkah penyusunan karya tulis ilmiah merupakan cara bagaimana karya tulis itu dibuat,dalam pembuatan karya tulis ilmiah harus melalui proses yang namanya langkah – langkah penyusunan karya tulis ilmiah, karena hal ini merupakan jembatan untuk menuju proses hasil suatu karya tulis ilmiah. Setiap penulis memiliki langkah-langkah tersendiri dalam mengekspresikan pemikiran mereka ke dalam bentuk karya tulis atau karangan. Namun tidak semua karya tulis di sini dinamakan karya ilmiah, sebab tidak semua tulisan dapat disebut karya tulis ilmiah. Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan dan kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah..
      Karya ilmiah merupakan suatu karya atau tulisan yang berasal dari hasil pengamatan, penelitian, dan pemikiran seseorang yang ditulis secara sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu, karya ilmiah harus ditulis secara akurat berdasarkan kebenaran dari fakta yang objektif.
      Langkah-langkah umum menyusun karya tulis ilmiah itu sendiri adalah penguatan mental untuk mengaranng, menentukan topik, mengabstraksi ide-ide dasar yang dituangkan dalam bentuk garis-garis besar, memformulasi isu-isu yang paling menggugah rasa ingin tahu pembaca, mengkaji teori, menggali data lapangan, mengolah data,  serta menarik kesimpulan dari penelitian yang kita lakukan.
      Dengan uraian berikut, diharapkan penulis tidak bingung harus memulai dari mana dan bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah selanjutnya.
     
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana cara mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah?
B.     Bagaimana cara merumuskan masalah?
C.     Bagaimana cara mengkaji teori?
D.    Bagaimana cara menggali data lapangan?
E.     Bagaimana cara mengolah data?
F.      Bagaimana cara menarik kesimpulan?

III.             PEMBAHASAN
A.    Mempersiapkan Ide Dasar Karya Tulis Ilmiah
            Tulisan bisa lahir karena adanya ide. Ide dapat diperoleh melalui berbagai saluran dan cara. Kita bisa mendapatkan ide melalui mata dengan cara mengamati dan melihat. Telinga dapat digunakan untuk mendengarkan sesuatu yang nantinya dapat menjadi ide. 
            Kita menghayal dengan emosi, dan khayalan itu bisa menjadi tulisan seperti puisi, cerpen, novel, pantun, drama, dan lainnya. Demikian pula ketika kita merenung dan berpikir nanti akan muncul ide. Ide yang baik diharapkan menjadi tulisan yang baik. Untuk itu, perlu diketahui kriteria ide yang mungkin bisa menjadi tulisan yang baik antara lain:
1.      Ide itu bermanfaat bagi masyarakat atau pembaca pada umumnya. Perlu dipikir ulang apakah ide yang muncul itu betul-betul bermanfaat untuk pembaca atau tidak. Ide yang bermanfaat itu antara lain mampu memberikan pencerahan kepada sebagian besar masyarakat atau pembaca, dan syukur bisa menjadi solusi atas masalah yang dihadapi.
2.      Objek yang ditulis benar-benar dikuasai penulis. Penguasaan materi seseorang pada bidang tertentu dapat diketahui pada kedalaman dan ketajaman analisis yang ditulis dalam karangan atau tulisan tersebut.
3.      Ide yang akan dituangkan dalam tulisan itu memiliki kelebihan dari tulisan lain meskipun tema dan objeknya sama.
4.      Gagasan itu merupakan sesuatu yang aktual. Aktualitas naskah tulisan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi penulis. Untuk itu, di sini penulis harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan fenomena masyarakat dari hari ke hari.
5.      Penulis memiliki kemauan dan kemampuan. Kemauan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan kegiatan tulis menulis. Menjadi penulis tidak bisa dipaksakan, tetapi harus didorong dari keinginan sendiri yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.
Selain kemauan dan motivasi yang tinggi, untuk membuat suatu karangan atau tulisan diperlukan kemampuan. Kemampuan menulis di sini tidak berarti bahwa menulis itu bakat. Sebab bakat itu sendiri baru diketahui apabila orang berani mencoba dan berlatih terus menerus. Maka di sinilah berlaku “bisa karena biasa”.[1]
     Pada umumnya untuk mengawali menyusun sebuah tulisan ilmiah, kita memerlukan sebuah ide, topik, dan judul sebagai pokok bahasan yang membatasi fokus tulisan kita. Batasan bahasan diperlukan agar kita dapat fokus pada suatu topik tertentu saja. Dengan begitu kita akan dapat menyajikan pembahasan yang padat, tetapi berisi, singkat, namun tajam, spesifik, tetapi berkualitas.[2]
        Memilih ide dan topik sangat mungkin dipresepsi identik dengan memilih judul. Sesungguhnya keduanya berbeda. Ketika memilih topik, sudah ada gambaran mengenai isu-isu yang relevan seputar topik itu. Berbeda dengan aktivitas memilih judul, yang sesungguhnya tidak berbeda dengan membuat nama. Ketika penulis merumuskan judul karangan, sangat mungkin isu-isu yang menyertainya masih sangat kabur.[3]
        Namun persoalannya adalah memfokuskan isi sebuah tulisan bukanlah pekerjaan yang mudah karena begitu banyaknya permasalan di sekitar kita yang butuh untuk didiskusikan, tetapi kita kesulitan untuk memilih salah satu di antaranya. Kesulitan itu dimungkinkan terjadi karena tiga sebab: pertama, kita kekurangan informasi tentang permasalahan-permasalah di sekitar kita sehingga kita sulit menentukan pilihan. Solusinya ialah kita harus banyak membaca dan berdiskusi untuk memunculkan ide yang tepat. Kedua, kita dihadapkan pada sejumlah pilihan yang menarik bagi kita sehingga menyulitkan untuk menentukan yang terbaik. Solusinya adalah kita harus mencari data dan fakta yang menunjang tulisan kita. Ketiga, ketika kita telah menetapkan sebuah pilihan, kita lantas ragu dengan pilihan itu sehingga tidak jadi menggunakannya. Alasannya, bisa jadi kita merasa pilihan itu ternyata tidak menarik, terlalu sulit dibahas, atau terlalu sedikit data yang bisa ditemukan. Pemecahannya ialah kita perlu mendiskusikan ide atau topik tersebut dengan teman atau orang lain yang dianggap mengerti untuk mendapatkan pandangan yang dapat meyakinkan pilihan kita terhadap topik itu.
        Pilihan terhadap topik yang tepat tidak hanya berfungsi sebagai batasan masalah sebuah tulisan, tetapi juga berguna untuk merumuskan judul yang berkualitas.[4]




B.     Merumuskan Masalah
Kegiatan penelitian dilakukan selain untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam tujuan penelitian, juga untuk mengetahui kebenaran atau ketidakbenaran suatu obyek tertentu namun pada dasarnya perlunya dilakukan penelitian adalah untuk memecahkan permasalahan. Permasalahan adalah rintangan yang dihadapi dan memerlukan pemecahan. Selain itu permasalahan juga didefinisikan sebagai proses penalaran yang ditempuh mulai dari identifikasi variable sampai dengan perumusan masalah.[5]
Permasalah yang dijadikan sasaran untuk pemecahan dalam mencari ada atau tidaknya suatu kebenaran dalam kaitannya dengan teori atau pengalaman, dapat dijadikan sebagai patokan dan sekaligus sebagai ruang lingkup pembahasan dalam kaitannya dengan pencarian data.[6]
1.          Sumber permasalahan
Permasalah dalam penyusunannya dilakukan secara terencara dengan memenuhi harapan yang lebih sistematis untuk menghindari segala kemungkinan yang akan menimbulkan ketidakseimbangan atau ketimpangan yang terjadi.
Permasalahan dapat dirumuskan dari bermacam-macam sumber:
a.          Teori
Penelitian bersumber pada teori dapat dipakai sebagai hipotesa yaitu untuk menguji kebenaran hipotesa atau ingin mencari hal lain dengan opersi awal adalah teori tersebut.
b.      Dokumen
Dokumen dapat berasal dari dokumen pribadi yaitu setiap catatan yang menggambarkan suatu peristiwa yag dianggap penting pada momen-momen tertentu yang dibuat secara pribadi, dan kedua adalah dokumen tentang catatan atau data pribadi yang menggambarkan suatu peristiwa / kejadian.
c.       Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi merupakan sumber inspirasi dalm merumuskan permasalahan, yang sengaja dari awal diciptakan atau dapt pula karena serangkaian tindakan sehari yang merupakn tindakn rutin, baik untuk kepentingan pribadi ataupun bukan.
d.      Tingkah laku manusia
Pengamatan sepintas terhadap tindakan manusia dapat memancing inspirasi atau sumber ide dari masalh yang akan diteliti.
e.       Hasil penelitian, seminar, kegiatan ilmiah lainnya
Sebagai sumber permasalahan kegiatan ini dilakukan untuk membahas dan membicarakan permasalahn yang sudah ada bahkan kemungkinan telah dipecahkan.
     Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam merumuskan permasalahan antara lain :
1)      Dengan diangkatnya topic tertentu sebagai permasalahn, masalah tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
2)      Didapatinya permasalahnan yang berasal dari sumber-sumber diatas sehingga dapat memberikan diskripsi namun dalam prosesnya menemui kesukaran karena kurangnya pengetahuan dari sumber-sumber yang relevan.
3)    Setelah dapat dijumpai permasalahannya dan dapat digambarkan secara makro, namun untuk menguji dan menjawabnya kurang mendapatkan dukungan data dikarenkan langkahnya data.
4)      Ada masalah menarik perhatian yang diperoleh secara selektif, karena tidak adanya tujuan dalam memilih masalah tersebut sehingga gambaran lebih lanjut akan menemui kekaburan.
1.      Syarat Perumusan Masalah
Dalam merumusakan masalah dapat diperhatikan adanya beberapa syarat dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti, daya nalar serta cocok dengan bidang kemampuannya. Syarat tersebut antara lain :
a.       Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b.      Dirumuskan dalm susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi penggunaan istilah belum baku
c.       Dirumuskan secara singkat, jelas, dan padat, tidak menimbulkan kerancuan pengertian
d.      Perumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicari
e.       Perumusan tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan terutama terhadap data langka
f.       Rumusannya dapat dipakaisebagai dasar dalam perumusan hipotesa, untuk menjaga kemungkinan keinginan dari peneliti lain yang hendak menguji permasalahan tersebut
g.      Karena permasalahan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan judul maka perumusannya harus dapat direfleksikan ke dalam judulnya. [7]



C.    Mengkaji Teori
            Teori dan hipotesa adalah dua pengertian yang terlebih dahulu harus dipahami sebaik-baiknya di dalam mempelajari dasar-dasar penelitian suatu karya ilmiah. Teori dibutuhkan sebagai pegangan-pegangan pokok secara umum, sedangkan hipotesa dibutuhkan sebagai penjelasan problematika yang dicarikan pemecahan.  
            Seorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan fakta, tetapi menemukan prinsip-prinsip yang terletak dibalik fakta prinsip utama yang dicari ialah dalil, yakni generalisasi atau kesimpulan yang berlaku umum. Dengan dalil ini ahli tersebut melanjutkan penyelidikannya untuk meramalkan rangkaian peristiwa berikutnya. Tentu saja diperlukan sejumlah data untuk dipakai sebagai pertimbangan penyimpulan sebuah dalil. Akan tetapi sekumpulan data saja belum memberi jalan yang lapang pada penyelidik, karena data baru mempunyai arti dan guna bila tersusun dalam satu sistem pemikiran yang disebut teori.[8]
            Teori sebagai titik permulaan di dalam arti bahwa dari situlah bersumbernya hipotesa yang akan dibuktikan. Misalnya saja seorang penyelidik membangun teori yang berbunyi bahwa manusia yang dibesarkan di dalam suasana yang bebas pada umumnya lebih berkesempatan untuk berhasil maju dengan usaha sendiri daripada yang dididik di dalam suasana penuh tekanan dan larangan. Suatu hipotesa yang mungkin dihasilkan ialah bahwa anak yang berasal dari keluarga di mana orang tua tidak meluaskannya keluar rumah untuk mengunjungi berbagai peristiwa, tidak dapat melakukan tugas luar yang diberikan oleh guru. Dengan mengkhususkan persoalan ini pada batas-batas yang dapat diukur (nilai tugas luar yang diberikan pada anak itu dibandingkan dengan tugas luar murid-murid lainnya dari kategori “tertekan” dan dari kategori “bebas”), hipotesa itu dapat diuji benar dan salahnya. Dengan penyelidikan dalam berbagai situasi, dapat diperoleh data yang meyakinkan akan kebenaran teori tersebut. Sehingga hasilnya dapat dirumuskan dalam bentuk dalil, misalnya bahwa motivasi kemajuan manusia yang terdidik dengan kebebasan adalah lebih baik daripada motivasi manusia yang terdidik dalam tekanan.
            Dengan dalil itu, penyelidik dapat meramalkan sifat dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di dalam bidang tersebut, untuk memungkinkan sampai pada dalil berikutnya. Dalil-dalil berikutnya itu dapat memperkuat dalil pertama, dapat pula merubah atau menggantinya. Karena itu teori tersebut tidak diberi sifat final.

D.    Menggali Data Lapangan
            Verifikasi data atau proses pengumpulan data sangat diperlukan agar diperoleh data yang relevan untuk menguji hipotesis. Dalam kerangka berpikir ilmiah, verifikasi data termasuk berpikir empiris yang dilakukan setelah berpikir rasional selesai sampai membuahkan hipotesis. Pengamatan mulai dilakukan di lapangan untuk memperoleh data, yakni informasi yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Data yang diperlukan bisa berupa data kualitatif, bisa pula data kuantitatif. Data kualitatif berkenaan dengan nilai seperti baik, sedang, kurang. Sedangkan data kuantitatif berkenaan dengan ukuran jumlah dalam bentuk angka-angka. Tanpa data yang benar dan akurat, pengujian hipotesis bisa keliru sehingga kesimpulan yang diperoleh menjadi salah. Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) dan sumber untuk memperoleh data (sampel).[9] Oleh karenanya, ada dua hal pokok dalam verifikasi data atau mengkaji data lapangan, yakni:
1.      Metode dan teknik pengumpulan data yang lazim disebut metode dan instrumen
      Metode dan instrumen dalam penelitian berkenaan dengan cara bagaimana memperoleh data yang diperlukan. Metode lebih menekankan pada strategi, proses, dan pendekatan dalam memilih jenis, karakteristik, serta dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan. Sedangkan instrumen menekankan kepada alat atau cara untuk menjaring data yang dibutuhkan.
      Dalam studi mengenai metodologi penelitian, kita mengenal beberapa metode penelitian seperti metode penelitian  historis, deskriptif, ex post facto, dan eksperimen.
      Metode penelitian historis digunakan apabila peneliti bermaksud mengungkapkan peristiwa atau kejadian pada masa lalu. Studi dokumenter adalah contoh dari metode ini.            Sedangkan metode penelitian deskriptif, digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Termasuk dalam metode ini adalah studi kasus, survai, studi pengembangan, dan studi korelasi.
      Metode ex post facto dalam sebuah penelitian ditujukan untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau lebih, di mana variabel yang dikaji telah terjadi sebelumnya melalui perlakuan orang lain. Ex post facto artinya sesudah fakta. Dalam penelitian ini, peneliti tidak perlu melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas, sebab manipulasi telah terjadi oleh orang lain sebelum penelitian dilakukan.
      Seperti halnya pada metode ex post facto, metode eksperimen mengkaji hubungan dua variabel atau lebih. Perbedaanya terletak dalam hal variabel bebas. Pada eksperimen peneliti harus melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas, melakukan pengukuran sendiri terhadap variabel bebas dan variabel terikat, kemudian membandingkannya dengan variabel kontrol.
      Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan. Instrumen sebagai alat pengumpul data pada hakikatnya adalah mengukur variabel penelitian. Instrumen yang lazim digunakan dalam penelitian antara lain kuesioner, observasi, dan tes. Sebagai alat pengumpul data, instrumen sangat penting peranannya. Sebab tanpa instrumen yang baik, tidak dapat diperoleh data yang betul-betul dapat dipercaya. Sehingga bisa mengakibatkan kesimpulan penelitian yang salah.[10]
2.      Populasi dan sampel
      Populasi dan sampel dalam penelitian merupakan sumber data. Artinya, sifat-sifat atau karakteristik dari sekelompok subjek, gejala, atau objek. Sifat dan karakteristik tersebut dijaring melalui instrumen yang telah dipilih dan dipersiapkan oleh peneliti. Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarnya sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun diteliti, memerlukan biaya, tenaga, waktu yang sangat lama, dan tidak praktis. Oleh karena itu, perlu dipilih sebgian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya. Proses menarik sebagian subjek, gejala, atau objek yang ada pada populasi disebut sampel. Dengan demikian, penelitian dilakukan terhadap samnpel, tetapi hasilnya dapat menaksir populasi (sifat-sifat dan karakteristiknya).[11]          

E.     Mengolah Data
                        1. Data dari hasil penelitian
 Ada beberapa hal yang harus di perhatikan di dalam mempelajari data ini supaya penyelidik mampu membedakan data yang satu dengan data yang lain. Pengartian tentang data dari hasil penelian dengan deiian berati juga menolong dan memberikan pentungjuk kepada setiap penyelidik untuk mengmpulkan data yang sebenarnya,yang sesuai dengan relevansinya denganj udul -hipotesa dan tujun penelitian. Secara garis besar data dapat bedakan antara data kualitatif dan data kuantitatif, dapat dibedakan antara data distrik dan data kontinum,selanjutnya dapat dibedakan antara data ordinal data interval,dan data interval dapat dibedakan dari data rasional,dsb.
   Yang di maksud data kualitatif ialah,semua data yang menunjukkan mutu atau prestasi atau nilai atau tingkat dari semua variabel penelitian yang biasanya tidak dapat didekati atau tidak dapat diukur secara langsung. Misalnya kesadaran masyarakat untuk menjadi anggota koperasi, masalah aktivitas,dan yang sejenis dengan itu merupakan data kualitatif.
Data kuantitatif yaitu semua data yag menujukkan jumlah, yang dapat dihitung atau yang berwujud angka, sehingga dapat diukur secara langsung tanpa melalui penyekalaan. Maslah-masalah jumlah pekerjaan, kekayaan perusahaan,jumlah gaji, banyaknya anak usia sekolah, dan sejenis itu termasuk kedalam data kuantitatif.
Data diskrit yaitu semua data yang menunjukkan adanya pemisahan yang tegas atau ekstrim dan orisinal mengenai suatu hal,seperti laki-laki terpisah secara tegas dan orisinal dengan perempuan, demikian juga dengan hidup dan mati dsb. Semua itu adalah data yang didiskritkan.
Data kontinum ialah setiap data   penelitian yang menunjukkan adanya sifat orisinal saling bersambungan dan tidak terpisah dari suatu benda atau suatu hal. Misalnya masalah kepandaian dapat dimulai dari pandai sekali-pandai-sedang-cukup-kurang-bodoh.
 Data ordinal ialah semua data dari suatu penelitian yang menunjukkan adanya ranking atau jenjang yang tidak sama.contoh-contoh yang disebut pada kontinum berlaku pula sebagai data ordinal timbulnya perjenjangan itu karena sengaja diadakan, sedangkan pada data nomnal kalau jenjang adalah jenjang yang sebenarnya, asli dan orisinal.
Data interval mempunyai ciri khusus yang menunjukkan adanya jarak yang sama antara kelas atau golonagan yang saling berdekatan. Perlu dicatat bahwa data interval dalam penelitian sosial tadak pernah dimulai dari nol. Sebab masalah sosial disamping tidak dapat didekati secara langsung juga tidak dapat disimpulkan secara mutlak. Contoh data interval ini yaitu golongan yang saling berdekatan satu dengan lainnya seperti deretan angka 9-8-7 dimana jrakantara deretan angka 9 ke 8 dan dari 8 ke 7 sama.
Data rasional ialah data yang menunjukkan adanya jarak yang sama antara kelas atau golongan yang satu dengan yang lain, yang saling berdekatan seperti data interval. Perbedaannya data rasional ini banyak dipakai dalam ilmu-ilmu eksata juga mengenal batas angka nol. Penghasilan nol berati sama saja tidak mempunyai penghasilan.
Demikianlah pemahaman dapat didapat dari penelitian. Perlu dipahami benar bahwa antara data yang satu dengan data yang lain, sehinggah mudah di dalam mengadakan tehnik analisa. Salah pengertian dalam masalah data ini akan mengakibatkan fatalnya penelitian ilmiah yang diselenggarakan.


2 .Langkah-langkah pengolah data
Winarno surachman di dalam buku "Ressearch Metodologi Ilmiah", mengatakan bahwa pola umum penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.memilih masalah yang 'researchabel'
b.Mengadakan studi eksploratoris
c.Merumuskan masalah dalam hubungan, teori dan anggapan dasar
d.Merumuskan hipotesa
e.Merumuskan tehnik untuk menguji hipotesa
f.Menentukan agenda
g.Melaksanakan pengumpulan data
h.Mengolah data
i.Menyimpulkan hasil
j.Mengumpulan hasil-hasil penelitian

   Mengolah merupakan salah satu langkah penting untuk data itu data itu dapat"berbicara". Dalam hal ini yang perlu di perhentikan ialah:
1.menguji kebenaran hipotesa harus didasrkan pada seluruhdatayang terkumpul dengan prosedur yang teliti baik yang negatif maupun yang positif.
2.perhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan kategori yang klasifikasinya di tentukan oleh kriteria yang di susun secara logis yang sesuai dengan masalahnya
3.klasifikasi data biasanya di dasarkan pada :
  a.aspek umum data(umur, jenis,ukuran)
  b.tektonik data(dasar dasar struktural data)
  c.dinamika data(pengaruh gerakyan ada pada data)
4.data kuantitati pertama-tama harus di tabulir dandianalisa

   Menurut Drs.Sutrisno Hadi, M.A, menjelaskan mengenai metode analisa statistik sebagai berikut :
  a.analisa statistik(statitical analysis)
  b.analisa non statistik(Non statistical analysis)
   Selanjutnya Drs.Sutrisno Hadi,M.A,menjelaskan mengenai metode analisa statistik sebagai berikut :
Istilah statistik pada pokoknya mempunyai dua macam pengertian yang luas danyang sempit.
   -dalam pengertian yang sempitstatistik digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berujud angka tentang suatu kejadian khusus, seperti misalnya statistik kecelakaan lalu lintas, statistik talak rujuk,statistik kelahiran kematian dsb.
   -dalam pengertian luas, yakni pengertian tehnik metodologis,statistik brati cara -cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun,menyajikan, dan menganalisis data penyelidik yang berupa angka.
  Mengenai arti statistikuntuk penelitian menurut pendapat Dra.Retno Sriningsih Satmoko dan Dra.Satmoko menjelskan sebagai berikut :
Statistik adalah bagian dar metodologi yang merupakan suatu tehnik yang di pergunakan untuk:
a.mengumpulkan data
b.Menyusun data dan menggolong-golongkan data
c.Menyajikan
d.Menganalisa dan menarik keimpulan
   Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa statistik erupakan cara untuk mengolah data menarik kesimpulan yang teliti dan mengambil keputusan dari pengolahan data tersebut. Baik dalam arti sempit maupun luas statik itu untung mengolah data berujud angka. Teknik pengolahan data dengan statistik dapat di pisahkan menjadi 2 macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Sttatistik deskriptif semata-mata bertugas untuk melukiskan atau menggambarkan secara singkat dan teratur keadaan obyek yang di selidiki. Sedangkan statistik inferasial kecuali mengadakan interpretasi terhadap kesimpulan-kesimpulan tertentu.
    Sedangkan analisis non statistik dengan sendirinya adalah analisa yang tidak menggunakan statistik. Karna yang dianalisis tidak berupa angka. Analisa non statistik dapat secara induktif dan deduktif.[12]
F.Menarik Kesimpulan
            Suatu kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu yaitu “menarik”, dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menarik kesimpulan di sini harus mendasar atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti.[13]
            Bagian pokok yang merupakan pengarah kegiatan penelitian adalah perumusan problematika atau rumusan masalah. Di dalam problematika ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya  melalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan inilah maka peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang disebut hipotesis. Sedangkan kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah dikumpulkan, adalah merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari, walaupun tidak selalu menyenangkan hatinya.
Simpulan atau konklusi merupakan rangkuman dari ide-ide yang telah disajikan dalam semua tulisan. Simpulan atau konklusi ini merupakan pemikiran prespektif akhir penulis kepada pembaca.[14]
Oleh karena itu harus tampak jelas hubungan antara problematik, hipotesis, dan kesimpulan.



 




Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan banyaknya problematik. Sebagai illustrasi dapat dikemukankan contoh berikut:
Problematik atau rumusan masalah
1.      Apakah orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama dengan orang tua murid di kota?
2.      Apakah ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar, baik di daerah pedesaan maupun di kota?
Hipotesis
1.      Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama besar dengan orang tua di kota.
2.      Ayah dan ibu memberikan motivasi belajar yang sama besar kepada anak-anaknya, baik di daerah pedesaan maupun di kota.
Kesimpulan penelitian (salah satu kemungkinan)
1.      Orang tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar sebesar yang diberikan oleh orang tua di kota
2.      Ada perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu di dalam memberiakn motivasi belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota.[15]
      Kesimpulan di sini juga bisa memuat implikasi dari penelitian tersebut dan ada kalanya disarankan pula penelitian lanjutan. Sifatnya berbeda dengan ikhtisar yang funngsinya agar pembaca dapat mengetahui dengan cepat hasil penelitian itu sebagai keseluruhan.[16]

IV.             KESIMPULAN
      Karya ilmiah merupakan suatu karya atau tulisan yang berasal dari hasil pengamatan, penelitian, dan pemikiran seseorang yang ditulis secara sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
      Langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah, adalah sebagai berikut:
A.    Mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah.
Ide atau gagasan dapat muncul dari aktivitas kita mengamati, mendengarkan, atau membaca.
B.     Merumuskan masalah.
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesa nantinya.
C.     Mengkaji teori.
Teori tidak perlu berbeli-belit, teori yang baik hanya memiliki sebuah ide sentral, sederhana, dan mudah untuk dipahami. Teori dibutuhkan sebagai pegangan-pegangan pokok secara umum, serta tidak bersifat final.
D.    Menggali data lapangan.
Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) dan sumber untuk memperoleh data (sampel).
E.     Mengolah data.
Dalam pengolahan data, tekanan diberikan kepada pengubahan data mentah menjadi data masak melalui penggunaan statistika deskriptif agar lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
F.      Menarik kesimpulan.
Menarik kesimpulan harus mendasar atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan.





















DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis;Kiat Menulis Artikel Opini, kolom, dan Resensi Buku. ( Jakarta : Erlangga, 2009 )
Ndraha, Taliziduhu. Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. (Jakarta : Bina Karsa, 1987 )
Subagyo, P.Joko. Metode Penelitian dalam Teori & Praktik . ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011 )
Sudikan, Seetya Yuwana. Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah. ( Semarang: Aneka Ilmu 1989 ).
Surakhmad, Winamo. Pengantar Penilitian Ilmiah. ( Bandung : Tarsito , 1990 )



























BIODATA PEMAKALAH

1)      Nama                                       : Anieq Nihlah
NIM                                        : 133111071
TTL                                         :Kendal, 16 September 1995
Alamat                                     : Plumbungan Rt 4 / 10
Riwayat Pendidikan  
SD/MI                     : SD Negeri 2 Kutoharho
SMP/MTS               : SMP Negeri 1 Kaliwungu
SMA/MA                : SMA Negeri 1 Kaliwungu
Email                                       :anieqnihlah@yahoo.com
No HP                                     : 087832834305

2)      Nama                                       : Nur Hidayah
NIM                                        : 133111072
TTL                                         : Tegal, 25 April 1994
Alamat                                                : Ds.Kedung Kelor , Dsn Kedung Kesambi                                                               Rt/Rw 03/02 , Warureja , Tegal
Riwayat Pendidikan              
SD/MI                     : SD Negeri 01 Kedung Kelor
SMP/MTS               : MTs Negeri Model Pemalang
SMA/MA                : Madrasah Aliyah Negeri Pemalang
Email                                       : nur.hidayah424@yahoo.com
No HP                                     : 089670166799



3)      Nama                                       : Laila Romdhoningsih
NIM                                        : 133111073
TTL                                         : Grobogan, 08 Febuari 1995
Alamat                                    : Jalan Melati Rt 02/ 01,jeketro,Gubug,
Grobogan
Riwayat Pendidikan  
SD/MI                     : SD 1 Negeri Jeketro
SMP/MTS               : MTs Negeri Jeketro
SMA/MA                : MAN 1 Semarang
Email                                       : lelleano_putrilele@yahoo.co.id
No HP                                     : 089689923678

4)      Nama                                       : Muhammad Elhan Fikri
NIM                                        : 133111070
TTL                                         : Jepara, 27 Mei 1994
Alamat                                                : S. Teluk Wetan Rt 22 / 03, Welahan, Jepara
Riwayat Pendidikan
SD/MI                     : SD Negeri 5 Teluk
SMP/MTS               : SMP Negeri Welahan
SMA/MA                : SMA Negeri 1 Welahan
Email                                       :melhanfikry@yahoo.com
No HP                                     : 085726684684

5)      Nama                                       : Nor Faizah
NIM                                        : 133111069
TTL                                         : Kendal, 14 Juni 1995
Alamat                                                : Getas Rt 01 / 06, Penanggulan, Pegadon, Kendal
Riwayat Pendidikan
SD/MI                     : MI NU 1 Penanggulan
SMP/MTs                : SMP Negeri Patebon
SMA/MA                : SMA Negeri 1 Pegadon
Email                                       : noorphaijjah@yahoo.com
 No Hp                                                : 08971275294



                [1] Lasa Hs., Menulis Itu Segampang Ngomong, . . ., Hlm. 173-176
                [2] Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi Buku, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), Hlm. 47
                [3] Sudarwan Danim, Karya Tulis Inovatif, . . ., Hlm. 33
[4]               Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi Buku,. . ., Hlm. 47
[5]               Taliziduhu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, ( Jakarta: Bina Karsa, cet 1 1987  ) , hlm 6
[6]               P.Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori & praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2011  ), hlm79
[7] P.Joko Subagyo, Metode Penelitian dalamTteori & Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011 ) , hlm 80-83
                [8] Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990), Hlm. 63
                [9] Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, . . ., Hlm. 50

                [10] Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah,. . ., Hlm. 52-58
                [11] Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah,. . ., Hlm. 71
[12]             Seetya Yuwana Sudikan,  Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah. ( Semarang: Aneka Ilmu 1989 ). Hlm 41-46
                [13]             Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Hlm. 311
                [14] Sudarwan Danim, Karya Tulis Inovatif, . . ., Hlm. 38
                [15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,. . ., Hlm. 312
                [16] Misri Singarimbum, dkk, Metode Penelitian Survai, . . ., Hlm. 320

Tidak ada komentar: