I.
PENDAHULUAN
Langkah – langkah penyusunan karya tulis
ilmiah merupakan cara bagaimana karya tulis itu dibuat,dalam pembuatan karya
tulis ilmiah harus melalui proses yang namanya langkah – langkah penyusunan
karya tulis ilmiah, karena hal ini merupakan jembatan untuk menuju proses hasil
suatu karya tulis ilmiah. Setiap penulis memiliki langkah-langkah tersendiri
dalam mengekspresikan pemikiran mereka ke dalam bentuk karya tulis atau
karangan. Namun tidak semua karya tulis di sini dinamakan karya ilmiah, sebab
tidak semua tulisan dapat disebut karya tulis ilmiah. Karya ilmiah ditulis dan
disusun secara sistematis menurut aturan dan kaidah tertentu berdasarkan hasil
berpikir ilmiah..
Karya ilmiah merupakan suatu karya atau
tulisan yang berasal dari hasil pengamatan, penelitian, dan pemikiran seseorang
yang ditulis secara sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk itu, karya ilmiah harus ditulis secara akurat berdasarkan kebenaran dari
fakta yang objektif.
Langkah-langkah umum menyusun karya tulis
ilmiah itu sendiri adalah penguatan mental untuk mengaranng, menentukan topik,
mengabstraksi ide-ide dasar yang dituangkan dalam bentuk garis-garis besar,
memformulasi isu-isu yang paling menggugah rasa ingin tahu pembaca, mengkaji
teori, menggali data lapangan, mengolah data,
serta menarik kesimpulan dari penelitian yang kita lakukan.
Dengan uraian berikut, diharapkan penulis
tidak bingung harus memulai dari mana dan bagaimana langkah-langkah penulisan
karya ilmiah selanjutnya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
cara mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah?
B.
Bagaimana
cara merumuskan masalah?
C.
Bagaimana
cara mengkaji teori?
D.
Bagaimana
cara menggali data lapangan?
E.
Bagaimana
cara mengolah data?
F.
Bagaimana
cara menarik kesimpulan?
III.
PEMBAHASAN
A.
Mempersiapkan Ide Dasar Karya Tulis Ilmiah
Tulisan bisa lahir karena adanya
ide. Ide dapat diperoleh melalui berbagai saluran dan cara. Kita bisa
mendapatkan ide melalui mata dengan cara mengamati dan melihat. Telinga dapat
digunakan untuk mendengarkan sesuatu yang nantinya dapat menjadi ide.
Kita menghayal dengan emosi, dan
khayalan itu bisa menjadi tulisan seperti puisi, cerpen, novel, pantun, drama,
dan lainnya. Demikian pula ketika kita merenung dan berpikir nanti akan muncul
ide. Ide yang baik diharapkan menjadi tulisan yang baik. Untuk itu, perlu
diketahui kriteria ide yang mungkin bisa menjadi tulisan yang baik antara lain:
1.
Ide
itu bermanfaat bagi masyarakat atau pembaca pada umumnya. Perlu dipikir
ulang apakah ide yang muncul itu betul-betul bermanfaat untuk pembaca atau
tidak. Ide yang bermanfaat itu antara lain mampu memberikan pencerahan kepada
sebagian besar masyarakat atau pembaca, dan syukur bisa menjadi solusi atas
masalah yang dihadapi.
2.
Objek
yang ditulis benar-benar dikuasai penulis. Penguasaan materi seseorang pada
bidang tertentu dapat diketahui pada kedalaman dan ketajaman analisis yang
ditulis dalam karangan atau tulisan tersebut.
3.
Ide
yang akan dituangkan dalam tulisan itu memiliki kelebihan dari tulisan lain
meskipun tema dan objeknya sama.
4.
Gagasan
itu merupakan sesuatu yang aktual. Aktualitas naskah tulisan juga menjadi
pertimbangan tersendiri bagi penulis. Untuk itu, di sini penulis harus
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan fenomena masyarakat dari hari ke
hari.
5.
Penulis
memiliki kemauan dan kemampuan. Kemauan merupakan modal utama bagi seseorang
untuk melakukan kegiatan tulis menulis. Menjadi penulis tidak bisa dipaksakan,
tetapi harus didorong dari keinginan sendiri yang berasal dari lubuk hati yang
paling dalam.
Selain
kemauan dan motivasi yang tinggi, untuk membuat suatu karangan atau tulisan
diperlukan kemampuan. Kemampuan menulis di sini tidak berarti bahwa menulis itu
bakat. Sebab bakat itu sendiri baru diketahui apabila orang berani mencoba dan
berlatih terus menerus. Maka di sinilah berlaku “bisa karena biasa”.[1]
Pada umumnya untuk mengawali menyusun sebuah
tulisan ilmiah, kita memerlukan sebuah ide, topik, dan judul sebagai pokok
bahasan yang membatasi fokus tulisan kita. Batasan bahasan diperlukan agar kita
dapat fokus pada suatu topik tertentu saja. Dengan begitu kita akan dapat
menyajikan pembahasan yang padat, tetapi berisi, singkat, namun tajam,
spesifik, tetapi berkualitas.[2]
Memilih
ide dan topik sangat mungkin dipresepsi identik dengan memilih judul.
Sesungguhnya keduanya berbeda. Ketika memilih topik, sudah ada gambaran
mengenai isu-isu yang relevan seputar topik itu. Berbeda dengan aktivitas
memilih judul, yang sesungguhnya tidak berbeda dengan membuat nama. Ketika
penulis merumuskan judul karangan, sangat mungkin isu-isu yang menyertainya
masih sangat kabur.[3]
Namun persoalannya adalah memfokuskan
isi sebuah tulisan bukanlah pekerjaan yang mudah karena begitu banyaknya
permasalan di sekitar kita yang butuh untuk didiskusikan, tetapi kita kesulitan
untuk memilih salah satu di antaranya. Kesulitan itu dimungkinkan terjadi
karena tiga sebab: pertama, kita kekurangan informasi tentang
permasalahan-permasalah di sekitar kita sehingga kita sulit menentukan pilihan.
Solusinya ialah kita harus banyak membaca dan berdiskusi untuk memunculkan ide
yang tepat. Kedua, kita dihadapkan pada sejumlah pilihan yang menarik
bagi kita sehingga menyulitkan untuk menentukan yang terbaik. Solusinya adalah
kita harus mencari data dan fakta yang menunjang tulisan kita. Ketiga,
ketika kita telah menetapkan sebuah pilihan, kita lantas ragu dengan pilihan
itu sehingga tidak jadi menggunakannya. Alasannya, bisa jadi kita merasa
pilihan itu ternyata tidak menarik, terlalu sulit dibahas, atau terlalu sedikit
data yang bisa ditemukan. Pemecahannya ialah kita perlu mendiskusikan ide atau
topik tersebut dengan teman atau orang lain yang dianggap mengerti untuk
mendapatkan pandangan yang dapat meyakinkan pilihan kita terhadap topik itu.
Pilihan terhadap topik yang tepat tidak
hanya berfungsi sebagai batasan masalah sebuah tulisan, tetapi juga berguna
untuk merumuskan judul yang berkualitas.[4]
B.
Merumuskan Masalah
Kegiatan penelitian dilakukan selain untuk mencapai hasil yang
diinginkan dalam tujuan penelitian, juga untuk mengetahui kebenaran atau ketidakbenaran
suatu obyek tertentu namun pada dasarnya perlunya dilakukan penelitian adalah
untuk memecahkan permasalahan. Permasalahan adalah rintangan yang dihadapi dan
memerlukan pemecahan. Selain itu permasalahan juga didefinisikan sebagai proses
penalaran yang ditempuh mulai dari identifikasi variable sampai dengan
perumusan masalah.[5]
Permasalah yang dijadikan sasaran untuk pemecahan dalam mencari ada
atau tidaknya suatu kebenaran dalam kaitannya dengan teori atau pengalaman,
dapat dijadikan sebagai patokan dan sekaligus sebagai ruang lingkup pembahasan
dalam kaitannya dengan pencarian data.[6]
1.
Sumber
permasalahan
Permasalah dalam penyusunannya dilakukan secara terencara dengan
memenuhi harapan yang lebih sistematis untuk menghindari segala kemungkinan yang
akan menimbulkan ketidakseimbangan atau ketimpangan yang terjadi.
Permasalahan dapat dirumuskan dari bermacam-macam sumber:
a.
Teori
Penelitian bersumber pada teori
dapat dipakai sebagai hipotesa yaitu untuk menguji kebenaran hipotesa atau ingin mencari
hal lain dengan opersi awal adalah teori tersebut.
b. Dokumen
Dokumen dapat
berasal dari dokumen pribadi yaitu setiap catatan yang menggambarkan suatu
peristiwa yag dianggap penting pada momen-momen tertentu yang dibuat secara
pribadi, dan kedua adalah dokumen tentang catatan atau data pribadi yang
menggambarkan suatu peristiwa / kejadian.
c.
Pengalaman
pribadi
Pengalaman
pribadi merupakan sumber inspirasi dalm merumuskan permasalahan, yang sengaja
dari awal diciptakan atau dapt pula karena serangkaian tindakan sehari yang
merupakn tindakn rutin, baik untuk kepentingan pribadi ataupun bukan.
d.
Tingkah
laku manusia
Pengamatan
sepintas terhadap tindakan manusia dapat memancing inspirasi atau sumber ide
dari masalh yang akan diteliti.
e.
Hasil
penelitian, seminar, kegiatan ilmiah lainnya
Sebagai sumber
permasalahan kegiatan ini dilakukan untuk membahas dan membicarakan permasalahn
yang sudah ada bahkan kemungkinan telah dipecahkan.
Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian dalam merumuskan permasalahan antara lain :
1)
Dengan
diangkatnya topic tertentu sebagai permasalahn, masalah tersebut tidak dapat
diuji secara empiris.
2)
Didapatinya
permasalahnan yang berasal dari sumber-sumber diatas sehingga dapat memberikan
diskripsi namun dalam prosesnya menemui kesukaran karena kurangnya pengetahuan
dari sumber-sumber yang relevan.
3)
Setelah
dapat dijumpai permasalahannya dan dapat digambarkan secara makro, namun untuk
menguji dan menjawabnya kurang mendapatkan dukungan data dikarenkan langkahnya
data.
4)
Ada
masalah menarik perhatian yang diperoleh secara selektif, karena tidak adanya
tujuan dalam memilih masalah tersebut sehingga gambaran lebih lanjut akan
menemui kekaburan.
1.
Syarat
Perumusan Masalah
Dalam
merumusakan masalah dapat diperhatikan adanya beberapa
syarat dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti, daya nalar serta cocok
dengan bidang kemampuannya. Syarat tersebut antara lain :
a.
Dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan
b.
Dirumuskan
dalm susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi penggunaan istilah belum
baku
c.
Dirumuskan
secara singkat, jelas, dan padat, tidak menimbulkan kerancuan pengertian
d.
Perumusan
masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicari
e.
Perumusan
tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan terutama terhadap data langka
f.
Rumusannya
dapat dipakaisebagai dasar dalam perumusan hipotesa, untuk menjaga kemungkinan
keinginan dari peneliti lain yang hendak menguji permasalahan tersebut
g.
Karena
permasalahan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan judul maka perumusannya
harus dapat direfleksikan ke dalam judulnya. [7]
C.
Mengkaji Teori
Teori dan hipotesa adalah dua
pengertian yang terlebih dahulu harus dipahami sebaik-baiknya di dalam mempelajari
dasar-dasar penelitian suatu karya ilmiah. Teori dibutuhkan sebagai
pegangan-pegangan pokok secara umum, sedangkan hipotesa dibutuhkan sebagai
penjelasan problematika yang dicarikan pemecahan.
Seorang ahli ilmu pengetahuan tidak
hanya bertujuan menemukan fakta, tetapi menemukan prinsip-prinsip yang terletak
dibalik fakta prinsip utama yang dicari ialah dalil, yakni generalisasi atau
kesimpulan yang berlaku umum. Dengan dalil ini ahli tersebut melanjutkan
penyelidikannya untuk meramalkan rangkaian peristiwa berikutnya. Tentu saja
diperlukan sejumlah data untuk dipakai sebagai pertimbangan penyimpulan sebuah
dalil. Akan tetapi sekumpulan data saja belum memberi jalan yang lapang pada
penyelidik, karena data baru mempunyai arti dan guna bila tersusun dalam satu
sistem pemikiran yang disebut teori.[8]
Teori sebagai titik permulaan di
dalam arti bahwa dari situlah bersumbernya hipotesa yang akan dibuktikan.
Misalnya saja seorang penyelidik membangun teori yang berbunyi bahwa manusia
yang dibesarkan di dalam suasana yang bebas pada umumnya lebih berkesempatan
untuk berhasil maju dengan usaha sendiri daripada yang dididik di dalam suasana
penuh tekanan dan larangan. Suatu hipotesa yang mungkin dihasilkan ialah bahwa
anak yang berasal dari keluarga di mana orang tua tidak meluaskannya keluar
rumah untuk mengunjungi berbagai peristiwa, tidak dapat melakukan tugas luar
yang diberikan oleh guru. Dengan mengkhususkan persoalan ini pada batas-batas
yang dapat diukur (nilai tugas luar yang diberikan pada anak itu dibandingkan
dengan tugas luar murid-murid lainnya dari kategori “tertekan” dan dari
kategori “bebas”), hipotesa itu dapat diuji benar dan salahnya. Dengan
penyelidikan dalam berbagai situasi, dapat diperoleh data yang meyakinkan akan
kebenaran teori tersebut. Sehingga hasilnya dapat dirumuskan dalam bentuk dalil,
misalnya bahwa motivasi kemajuan manusia yang terdidik dengan kebebasan adalah
lebih baik daripada motivasi manusia yang terdidik dalam tekanan.
Dengan dalil itu, penyelidik dapat
meramalkan sifat dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di dalam bidang
tersebut, untuk memungkinkan sampai pada dalil berikutnya. Dalil-dalil
berikutnya itu dapat memperkuat dalil pertama, dapat pula merubah atau
menggantinya. Karena itu teori tersebut tidak diberi sifat final.
D.
Menggali Data Lapangan
Verifikasi data atau proses
pengumpulan data sangat diperlukan agar diperoleh data yang relevan untuk
menguji hipotesis. Dalam kerangka berpikir ilmiah, verifikasi data termasuk
berpikir empiris yang dilakukan setelah berpikir rasional selesai sampai membuahkan
hipotesis. Pengamatan mulai dilakukan di lapangan untuk memperoleh data, yakni
informasi yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Data yang diperlukan
bisa berupa data kualitatif, bisa pula data kuantitatif. Data kualitatif
berkenaan dengan nilai seperti baik, sedang, kurang. Sedangkan data kuantitatif
berkenaan dengan ukuran jumlah dalam bentuk angka-angka. Tanpa data yang benar dan
akurat, pengujian hipotesis bisa keliru sehingga kesimpulan yang diperoleh menjadi
salah. Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat
pengumpul data yang digunakan (instrumen) dan sumber untuk memperoleh data
(sampel).[9]
Oleh karenanya, ada dua hal pokok dalam verifikasi data atau mengkaji data
lapangan, yakni:
1.
Metode
dan teknik pengumpulan data yang lazim disebut metode dan instrumen
Metode dan instrumen dalam penelitian
berkenaan dengan cara bagaimana memperoleh data yang diperlukan. Metode lebih
menekankan pada strategi, proses, dan pendekatan dalam memilih jenis,
karakteristik, serta dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan.
Sedangkan instrumen menekankan kepada alat atau cara untuk menjaring data yang
dibutuhkan.
Dalam studi mengenai metodologi
penelitian, kita mengenal beberapa metode penelitian seperti metode
penelitian historis, deskriptif, ex post
facto, dan eksperimen.
Metode penelitian historis digunakan
apabila peneliti bermaksud mengungkapkan peristiwa atau kejadian pada masa
lalu. Studi dokumenter adalah contoh dari metode ini. Sedangkan metode penelitian deskriptif, digunakan apabila
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang
terjadi pada masa sekarang. Termasuk dalam metode ini adalah studi kasus,
survai, studi pengembangan, dan studi korelasi.
Metode ex post facto dalam sebuah
penelitian ditujukan untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel
atau lebih, di mana variabel yang dikaji telah terjadi sebelumnya melalui
perlakuan orang lain. Ex post facto artinya sesudah fakta. Dalam
penelitian ini, peneliti tidak perlu melakukan manipulasi atau perlakuan
terhadap variabel bebas, sebab manipulasi telah terjadi oleh orang lain sebelum
penelitian dilakukan.
Seperti halnya pada metode ex post
facto, metode eksperimen mengkaji hubungan dua variabel atau lebih.
Perbedaanya terletak dalam hal variabel bebas. Pada eksperimen peneliti harus
melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas, melakukan
pengukuran sendiri terhadap variabel bebas dan variabel terikat, kemudian
membandingkannya dengan variabel kontrol.
Instrumen penelitian adalah alat untuk
memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang
diinginkan. Instrumen sebagai alat pengumpul data pada hakikatnya adalah mengukur
variabel penelitian. Instrumen yang lazim digunakan dalam penelitian antara
lain kuesioner, observasi, dan tes. Sebagai alat pengumpul data, instrumen
sangat penting peranannya. Sebab tanpa instrumen yang baik, tidak dapat
diperoleh data yang betul-betul dapat dipercaya. Sehingga bisa mengakibatkan
kesimpulan penelitian yang salah.[10]
2.
Populasi
dan sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian
merupakan sumber data. Artinya, sifat-sifat atau karakteristik dari sekelompok
subjek, gejala, atau objek. Sifat dan karakteristik tersebut dijaring melalui
instrumen yang telah dipilih dan dipersiapkan oleh peneliti. Populasi tidak
terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarnya
sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun diteliti, memerlukan biaya, tenaga,
waktu yang sangat lama, dan tidak praktis. Oleh karena itu, perlu dipilih
sebgian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya. Proses
menarik sebagian subjek, gejala, atau objek yang ada pada populasi disebut
sampel. Dengan demikian, penelitian dilakukan terhadap samnpel, tetapi hasilnya
dapat menaksir populasi (sifat-sifat dan karakteristiknya).[11]
E.
Mengolah Data
1. Data dari hasil
penelitian
Ada beberapa hal yang
harus di perhatikan di dalam mempelajari data ini supaya penyelidik mampu
membedakan data yang satu dengan data yang lain. Pengartian tentang data dari
hasil penelian dengan deiian berati juga menolong dan memberikan pentungjuk
kepada setiap penyelidik untuk mengmpulkan data yang sebenarnya,yang sesuai dengan
relevansinya denganj udul -hipotesa dan tujun penelitian. Secara garis besar
data dapat bedakan antara data kualitatif dan data kuantitatif, dapat dibedakan
antara data distrik dan data kontinum,selanjutnya dapat dibedakan antara data
ordinal data interval,dan data interval dapat dibedakan dari data rasional,dsb.
Yang di maksud data kualitatif ialah,semua
data yang menunjukkan mutu atau prestasi atau nilai atau tingkat dari semua
variabel penelitian yang biasanya tidak dapat didekati atau tidak dapat diukur
secara langsung. Misalnya kesadaran masyarakat untuk menjadi anggota koperasi,
masalah aktivitas,dan yang sejenis dengan itu merupakan data kualitatif.
Data
kuantitatif yaitu semua data yag menujukkan jumlah, yang dapat dihitung atau
yang berwujud angka, sehingga dapat diukur secara langsung tanpa melalui
penyekalaan. Maslah-masalah jumlah pekerjaan, kekayaan perusahaan,jumlah gaji,
banyaknya anak usia sekolah, dan sejenis itu termasuk kedalam data kuantitatif.
Data diskrit
yaitu semua data yang menunjukkan adanya pemisahan yang tegas atau ekstrim dan
orisinal mengenai suatu hal,seperti laki-laki terpisah secara tegas dan
orisinal dengan perempuan, demikian juga dengan hidup dan mati dsb. Semua itu
adalah data yang didiskritkan.
Data
kontinum ialah setiap data penelitian
yang menunjukkan adanya sifat orisinal saling bersambungan dan tidak terpisah
dari suatu benda atau suatu hal. Misalnya masalah kepandaian dapat dimulai dari
pandai sekali-pandai-sedang-cukup-kurang-bodoh.
Data ordinal ialah semua data dari suatu
penelitian yang menunjukkan adanya ranking atau jenjang yang tidak
sama.contoh-contoh yang disebut pada kontinum berlaku pula sebagai data ordinal
timbulnya perjenjangan itu karena sengaja diadakan, sedangkan pada data nomnal
kalau jenjang adalah jenjang yang sebenarnya, asli dan orisinal.
Data
interval mempunyai ciri khusus yang menunjukkan adanya jarak yang sama antara
kelas atau golonagan yang saling berdekatan. Perlu dicatat bahwa data interval
dalam penelitian sosial tadak pernah dimulai dari nol. Sebab masalah sosial
disamping tidak dapat didekati secara langsung juga tidak dapat disimpulkan
secara mutlak. Contoh data interval ini yaitu golongan yang saling berdekatan
satu dengan lainnya seperti deretan angka 9-8-7 dimana jrakantara deretan angka
9 ke 8 dan dari 8 ke 7 sama.
Data rasional
ialah data yang menunjukkan adanya jarak yang sama antara kelas atau golongan
yang satu dengan yang lain, yang saling berdekatan seperti data interval.
Perbedaannya data rasional ini banyak dipakai dalam ilmu-ilmu eksata juga
mengenal batas angka nol. Penghasilan nol berati sama saja tidak mempunyai
penghasilan.
Demikianlah
pemahaman dapat didapat dari penelitian. Perlu dipahami benar bahwa antara data
yang satu dengan data yang lain, sehinggah mudah di dalam mengadakan tehnik
analisa. Salah pengertian dalam masalah data ini akan mengakibatkan fatalnya
penelitian ilmiah yang diselenggarakan.
2
.Langkah-langkah pengolah data
Winarno
surachman di dalam buku "Ressearch Metodologi Ilmiah",
mengatakan bahwa pola umum penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.memilih masalah yang 'researchabel'
b.Mengadakan studi eksploratoris
c.Merumuskan masalah dalam hubungan, teori
dan anggapan dasar
d.Merumuskan hipotesa
e.Merumuskan tehnik untuk menguji hipotesa
f.Menentukan agenda
g.Melaksanakan pengumpulan data
h.Mengolah data
i.Menyimpulkan hasil
j.Mengumpulan hasil-hasil penelitian
Mengolah merupakan salah satu langkah penting untuk data itu data itu
dapat"berbicara". Dalam hal ini yang perlu di perhentikan ialah:
1.menguji kebenaran hipotesa harus
didasrkan pada seluruhdatayang terkumpul dengan prosedur yang teliti baik yang
negatif maupun yang positif.
2.perhatikan persamaan-persamaan dan
perbedaan kategori yang klasifikasinya di tentukan oleh kriteria yang di susun
secara logis yang sesuai dengan masalahnya
3.klasifikasi data biasanya di dasarkan
pada :
a.aspek umum data(umur, jenis,ukuran)
b.tektonik data(dasar dasar struktural data)
c.dinamika data(pengaruh gerakyan ada pada data)
4.data kuantitati pertama-tama harus di
tabulir dandianalisa
Menurut Drs.Sutrisno Hadi, M.A, menjelaskan mengenai metode analisa
statistik sebagai berikut :
a.analisa statistik(statitical analysis)
b.analisa non statistik(Non statistical analysis)
Selanjutnya Drs.Sutrisno Hadi,M.A,menjelaskan mengenai metode analisa
statistik sebagai berikut :
Istilah statistik pada pokoknya mempunyai
dua macam pengertian yang luas danyang sempit.
-dalam pengertian yang sempitstatistik digunakan untuk menunjukkan semua
kenyataan yang berujud angka tentang suatu kejadian khusus, seperti misalnya
statistik kecelakaan lalu lintas, statistik talak rujuk,statistik kelahiran
kematian dsb.
-dalam pengertian luas, yakni pengertian tehnik metodologis,statistik
brati cara -cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun,menyajikan,
dan menganalisis data penyelidik yang berupa angka.
Mengenai arti statistikuntuk penelitian menurut pendapat Dra.Retno
Sriningsih Satmoko dan Dra.Satmoko menjelskan sebagai berikut :
Statistik adalah bagian dar metodologi yang
merupakan suatu tehnik yang di pergunakan untuk:
a.mengumpulkan data
b.Menyusun data dan menggolong-golongkan data
c.Menyajikan
d.Menganalisa dan menarik keimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa statistik erupakan
cara untuk mengolah data menarik kesimpulan yang teliti dan mengambil keputusan
dari pengolahan data tersebut. Baik dalam arti sempit maupun luas statik itu
untung mengolah data berujud angka. Teknik pengolahan data dengan statistik
dapat di pisahkan menjadi 2 macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Sttatistik deskriptif semata-mata bertugas untuk melukiskan atau
menggambarkan secara singkat dan teratur keadaan obyek yang di selidiki. Sedangkan statistik inferasial kecuali
mengadakan interpretasi terhadap kesimpulan-kesimpulan tertentu.
Sedangkan analisis non statistik dengan sendirinya adalah analisa yang
tidak menggunakan statistik. Karna yang dianalisis tidak berupa angka. Analisa
non statistik dapat secara induktif dan deduktif.[12]
F.Menarik Kesimpulan
Suatu kesimpulan dalam penelitian
bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-pembicaraan
lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu yaitu “menarik”, dalam arti
“memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menarik kesimpulan
di sini harus mendasar atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan
penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data,
bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti.[13]
Bagian pokok yang merupakan pengarah
kegiatan penelitian adalah perumusan problematika atau rumusan masalah. Di
dalam problematika ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang
hal-hal yang akan dicari jawabnya
melalui kegiatan penelitian. Sehubungan dengan pertanyaan inilah maka
peneliti mencoba mencari jawaban sementara yang disebut hipotesis. Sedangkan
kesimpulan yang ditarik berdasarkan data yang telah dikumpulkan, adalah
merupakan jawaban, benar-benar jawaban yang dicari, walaupun tidak selalu
menyenangkan hatinya.
Simpulan
atau konklusi merupakan rangkuman dari ide-ide yang telah disajikan dalam semua
tulisan. Simpulan atau konklusi ini merupakan pemikiran prespektif akhir
penulis kepada pembaca.[14]
Oleh
karena itu harus tampak jelas hubungan antara problematik, hipotesis, dan
kesimpulan.
![]() |
Apabila
kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan, maka
isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan
banyaknya problematik. Sebagai illustrasi dapat dikemukankan contoh berikut:
Problematik
atau rumusan masalah
1.
Apakah
orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama dengan
orang tua murid di kota?
2.
Apakah
ayah mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar,
baik di daerah pedesaan maupun di kota?
Hipotesis
1.
Orang
tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama besar dengan
orang tua di kota.
2.
Ayah
dan ibu memberikan motivasi belajar yang sama besar kepada anak-anaknya, baik
di daerah pedesaan maupun di kota.
Kesimpulan
penelitian (salah satu kemungkinan)
1.
Orang
tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar sebesar
yang diberikan oleh orang tua di kota
2.
Ada
perbedaan yang signifikan antara ayah dan ibu di dalam memberiakn motivasi
belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan maupun di kota.[15]
Kesimpulan di sini juga bisa memuat
implikasi dari penelitian tersebut dan ada kalanya disarankan pula penelitian
lanjutan. Sifatnya berbeda dengan ikhtisar yang funngsinya agar pembaca dapat
mengetahui dengan cepat hasil penelitian itu sebagai keseluruhan.[16]
IV.
KESIMPULAN
Karya
ilmiah merupakan suatu karya atau tulisan yang berasal dari hasil pengamatan,
penelitian, dan pemikiran seseorang yang ditulis secara sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Langkah-langkah penyusunan karya tulis
ilmiah, adalah sebagai berikut:
A. Mempersiapkan ide dasar karya tulis ilmiah.
Ide
atau gagasan dapat muncul dari aktivitas kita mengamati, mendengarkan, atau
membaca.
B. Merumuskan masalah.
Perumusan
masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesa nantinya.
C. Mengkaji teori.
Teori
tidak perlu berbeli-belit, teori yang baik hanya memiliki sebuah ide sentral,
sederhana, dan mudah untuk dipahami. Teori dibutuhkan sebagai pegangan-pegangan
pokok secara umum, serta tidak bersifat final.
D. Menggali data lapangan.
Kebenaran
dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang
digunakan (instrumen) dan sumber untuk memperoleh data (sampel).
E. Mengolah data.
Dalam
pengolahan data, tekanan diberikan kepada pengubahan data mentah menjadi data
masak melalui penggunaan statistika deskriptif agar lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
F. Menarik kesimpulan.
Menarik
kesimpulan harus mendasar atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan
penelitian. Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang
dikemukakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kuncoro,
Mudrajad. Mahir Menulis;Kiat Menulis Artikel Opini, kolom, dan Resensi Buku.
( Jakarta : Erlangga, 2009 )
Ndraha,
Taliziduhu. Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. (Jakarta
: Bina Karsa, 1987 )
Subagyo,
P.Joko. Metode Penelitian dalam Teori & Praktik . ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2011 )
Sudikan, Seetya Yuwana. Penuntun Penyusunan Karya
Ilmiah. ( Semarang: Aneka Ilmu 1989 ).
Surakhmad,
Winamo. Pengantar Penilitian Ilmiah. ( Bandung : Tarsito , 1990 )
BIODATA
PEMAKALAH
1) Nama :
Anieq Nihlah
NIM :
133111071
TTL :Kendal,
16 September 1995
Alamat :
Plumbungan Rt 4 / 10
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
SD Negeri 2 Kutoharho
SMP/MTS :
SMP Negeri 1 Kaliwungu
SMA/MA :
SMA Negeri 1 Kaliwungu
Email :anieqnihlah@yahoo.com
No HP :
087832834305
2) Nama :
Nur Hidayah
NIM :
133111072
TTL :
Tegal, 25 April 1994
Alamat :
Ds.Kedung Kelor , Dsn Kedung Kesambi
Rt/Rw 03/02 , Warureja ,
Tegal
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
SD Negeri 01 Kedung Kelor
SMP/MTS :
MTs Negeri Model Pemalang
SMA/MA :
Madrasah Aliyah Negeri Pemalang
Email :
nur.hidayah424@yahoo.com
![](file:///C:%5CUsers%5CTOSHIBA%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image004.gif)
3) Nama :
Laila Romdhoningsih
NIM :
133111073
TTL :
Grobogan, 08 Febuari 1995
Alamat
: Jalan Melati Rt 02/
01,jeketro,Gubug,
Grobogan
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
SD 1 Negeri Jeketro
SMP/MTS
: MTs Negeri Jeketro
SMA/MA :
MAN 1 Semarang
Email :
lelleano_putrilele@yahoo.co.id
No HP :
089689923678
4) Nama :
Muhammad Elhan Fikri
NIM :
133111070
TTL :
Jepara, 27 Mei 1994
Alamat :
S. Teluk Wetan Rt 22 / 03, Welahan, Jepara
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
SD Negeri 5 Teluk
SMP/MTS :
SMP Negeri Welahan
SMA/MA :
SMA Negeri 1 Welahan
Email :melhanfikry@yahoo.com
No HP :
085726684684
5) Nama :
Nor Faizah
NIM :
133111069
TTL :
Kendal, 14 Juni 1995
Alamat :
Getas Rt 01 / 06, Penanggulan, Pegadon, Kendal
Riwayat Pendidikan
SD/MI :
MI NU 1 Penanggulan
SMP/MTs :
SMP Negeri Patebon
SMA/MA :
SMA Negeri 1 Pegadon
Email :
noorphaijjah@yahoo.com
No Hp :
08971275294
[4] Mudrajad
Kuncoro, Mahir Menulis; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi
Buku,. . ., Hlm. 47
[5] Taliziduhu
Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, ( Jakarta: Bina Karsa, cet 1 1987 ) , hlm 6
[7] P.Joko Subagyo,
Metode Penelitian dalamTteori & Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011 ) , hlm 80-83
[12] Seetya Yuwana Sudikan, Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah. (
Semarang: Aneka Ilmu 1989 ). Hlm 41-46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar