Minggu, 30 November 2014

KONTRIBUSI MANUSIA DALAM PELESTARIAN ALAM





Allah menciptakan alam dalam rangka untuk memenuhi hajat hidup manusia. Namun tanpa disadari, manusia menjadikan alam sebagai mesin untuk diekploitasi sebesar - besarnya demi kesejahteraan hidup mereka, tidak ada etika ataupun kasih sayang terhadap alam.
Akhirnya unsur – unsur alam yang sangat erat dengan kehidupan manusia, yakni air, udara, dan tanah telah mengalami polusi, dengan adanya polusi tersebut organisme – organisme lain terancam punah.
Penyebab kerusakan lingkungan alam disebabkan akibat ulah manusia itu sendiri.
Kerusakan lingkungan alam tidak bisa dilepaskan dari perilaku manusia. Terbukti, bahwa sebagian besar bencana-bencana yang terjadi di alam ini seperti banjir, polusi udara, tanah longsor, dll.  bukanlah karena faktor alam semata, tetapi karena ulah dan perilaku manusia sendiri, seperti banjir dan pencemaran lingkungan.
Untuk itu, kita sebagai insan kamil wajib menjaga kelestarian alam yang telah diwariskan. Allah memberikan sebuah amanat kepada manusia untuk mengelola dan memeliharanya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam QS. Al-A’raf : 56 :
Ÿwur (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# y÷èt/ $ygÅs»n=ô¹Î) çnqãã÷Š$#ur $]ùöqyz $·èyJsÛur 4 ¨bÎ) |MuH÷qu «!$# Ò=ƒÌs% šÆÏiB tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ  
Artinya :Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ayat diatas melarang manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Kerusakan yang dimaksud adalah berhubungan dengan berbagai bentuk kerusakan, seperti pembunuhan, perusakan keturunan, akal, dan agama. Sedangkan yang dimaksud dengan kata ”Ba’da Islahiha” adalah setelah Allah memperbaiki penciptaannya sesuai dengan peruntukkannya bagi kemanfaatan makhluk dan kemaslahatan orang-orang mukallaf


Namun, Syihabuddin, menafsirkan bahwa Allah melarang berbagai bentuk kerusakan seperti merusak jiwa (pembunuhan), harta, keturunan, akal dan agama setelah Allah memperbaiki semuanya dan menciptakannya untuk dimanfaatkan oleh makhluk serta untuk kemaslahatan orang-orang mukallaf dengan cara Allah mengutus seorang rasul di atas bumi dengan membawa syari’at dan hukum-hukum Allah.
Ibnu Katsir mengatakan, firman Allah swt. ”.وَلاَ تُفْسِدُوا فِى اْلأَرْضِ إلخ mengandung pengertian bahwa Allah swt. melarang kepada hambanya berbuat kerusakan di atas bumi dan berbuat apa yang dapat merugikannya setelah adanya perbaikan. Karena sesungguhnya jika segala sesuatu berjalan di atas kebaikan, kemudian terjadi sebuah kerusakan maka akan menjadikan sebuah kerugian bagi manusia. Oleh karenanya Allah melarang perbuatan tersebut dan memerintahkan hamba-Nya untuk menyembah, berdo’a, tawaddlu dan merendahkan diri kepada-Nya. Hal diatas menunjukkan bahwa kerusakan yang dikandung dalam ayat di atas adalah berbagai kerusakan lingkungan.[1]
Demi menghindari kerusakan lingkungan, untuk itu kita harus menjaga kelestarian ala mini , usaha – usaha yang dapat dilakukan manusia seperti :
1.      Melakukan penanaman pohon
Sebagaimana Nabi pernah bersabda dalam sebuah hadis yaitu :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Artinya: “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”.(HR.Bukhari)
Dalam hadis lain Nabi SAW juga pernah bersabda:
Barangsiapa yang menanam sebuah pohon, dan pohon itu berbuah, Allah akan memberikan pahala kepada orang itu sebanyak buah yang tumbuh dari pohon tersebut.
2.      Menggunakan perabot rumah tangga atau teknologi yang ramah lingkungan
3.      Menggunakan sumber daya alam se-efisien dan se-efektif mungkin
4.      Membuang sampah pada tempatnya
5.      Mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia
6.      Menjaga kelestarian hewan maupun tumbuh – tumbuhan liar yang berada di hutan
7.      Manusia juga diharapkan mampu mengelola sampah kering maupun basah menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat bagi manusia.
Tindakan memelihara alam termasuk manifestasi perintah syukur kepada Tuhan. Karena Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai syukur. Dari awal kelahiran islam, islam sudah mengajarkan pentingnya memelihara alam. Bahkan, ketika perang pun Islam masih mengagungkan titah itu. Abu Bakar dan Umar, setiap kali akan melepas laskar ke medan perang tidak pernah lupa memperingatkan:
Janganlah tebang pohon atau rambah tanaman, kecuali jika akan dipergunakan atau dimakan, dan janganlah membunuh binatang kecuali untuk dimakan, hormati dan lindungi semua rumah ibadah manapun, serta jangan sekali – kali mengusik mereka yang sedang beribadah menurut agama mereka masing – masin. Janganlah membunuh orang – orang yang tidak bersenjata (yang tidak terlibat dalam perang)



Islam adalah telah mengajarkan kepada kita untuk ikut berperan aktif dalam melestarikan maupun dalam memelihara keberlangsungan hewan langka melalui pelarangan konsumsi. Inilah makna konsep Rabbil ’alamin (pemelihara seluruh alam), yakni sifat Tuhan yang direalisasikan pada tugas kekhalifahan manusia. Artinya, segenap makna yang terkandung dalam kata itu harus tercermin dalam setiap tindakan dan perilaku manusia dengan alam, karena ia menempatinya dan bertanggung jawab terhadap eksistensinya.
Kita sebagai makhluk yang diciptakan Allah SWT yang paling sempurna, harus menjaga kelestarian alam yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada dan kita juga harus menjaganya dengan baik. Hal ini juga akan berdampak bagi anak dan cucu kita kelak.


[1] Abu al-Fida Ismail bin ‘Amr bin Katsir al-Quraisy al-Dimasyqy, Tafsir al-Quranul ’Adhim, Juz 3, (Dar at-Thayyibah li an-Nasyr wa al-Tauzi’, 1999). hal. 429.

Tidak ada komentar: